Untukmu Farrah…
Namaku Revaldo. Lelaki biasa, yang
selalu mengagumimu sejak 15 bulan yang lalu. Kelebihanku hanyalah setia, dan
kadang-kadang aku suka menuliskanmu dalam ceritaku. Mengingatmu dalam setiap
langkah, meski kau tak mungkin menganggapku bukan siapa-siapa. Dan aku memang
bukan siapa-siapa.
Malam ini aku hanya ingin
mengirimkanmu pesan—bersama langkahmu yang kian menjauh dariku. Tapi, rindu
takkan pernah hilang. Dengarkan baik-baik kata-kata ini, Farrah—sebagai teman
perjalananmu:
“Aku cinta kamu, Farrah. Cintaku
sedalam atlantik, segede kapal Titanic. Kalau kamu nggak percaya, lebih baik
aku nekat bunuh diri di sungai Musi dan arwahku akan gentayangan ke rumahmu
tiap malam minggu.”[1]
Kau dengarkan? Kalau kamu belum
dengar, bacalah buku yang ada dalam tasmu. Habiskanlah buku itu. Lalu,
pahamilah posisiku yang memang-memang diam-diam menyimpan rasa untukmu. Dan
hanya malam inilah aku akan mengatakannya.
***
Bersama malam yang semakin larut.
Bersama lampu-lampu jalanan yang kian menghiasi wajah kota. Bersama langit
kelam yang meruntuhkan hujan. Lihatlah di kanan kirimu, langit tampak gelap.
Dan aku ingin menjadi bintang yang jatuh di rebahanmu—senantiasa memberi cahaya
dalam gelapmu.
Lihatlah di jendela bus yang
menggigil, akan selalu ada malaikat-malaikat yang beterbangan dengan
sayap-sayap indahnya. Malaikat-malaikat itu selalu memerhatikanmu dan kian
selalu menjaga perjalananmu.
Tahukah kamu tentang malaikat itu,
Farrah? Mereka itu adalah pesuruhku, yang sepanjang perjalanan siap menjagamu.
Lantas, apakah kamu masih berkata seperti ini?
“Kamu mungkin belum tahu, dalam hidup
ini gue punya pendirian. Begini-begini, gue tetap seorang muslimah yang harus
menjaga nama baik. Dan menurutku, pacaran bukanlah sebuah tindakan yang baik.
Kalau gue nekat pacaran juga, itu berarti gue akan merusak citra muslimah
sedunia! Berarti gue egois! Apalagi, masa depan hubungan yang namanya pacaran
itu tak pernah jelas manfaat dan tujuannya. Gue minta lu ngerti.”[2]
Mengertilah, Farah!
Tiada yang berhak ini baik dan ini
buruk, sepanjang kita belum mengetahui dan menjalaninya. Berhentilah meng-klaim bahwa
pacaran itu buruk dan tidak pacaran adalah cirri dari orang baik. Kamu tahu
kan, tentang orang-orang yang selalu meng-klaim itu? Apakah kamu
tidak melihat kalau mereka itu selalu menganggap dirinya orang bersih dan
seakan orang lain itu menurutnya adalah kotor? Tentu tidak begitu, Farah. Masih
ada hal-hal yang harus kamu pelajari tentang pacaran. Pacaran itu dibolehkan
dengan beberapa alasan yang jelas. Jika kamu ingin tahu, ke sinilah. Aku akan
selalu menunggumu kembali. Dan setelah itu, aku akan memberitahumu, mengapa aku
mengajakmu pacaran dengan cara yang tidak biasa?
[1] Azzura Dayana; Rumah
Fosil, hal. 14
[2] Azzura Dayana; Rumah
Fosil, hal. 119
Bagikan
MALAIKAT DAN BINTANG JATUH
4/
5
Oleh
Unknown