Sabtu, 26 Desember 2015

MALAIKAT DAN BINTANG JATUH

www.youtube.com
Untukmu Farrah…
Namaku Revaldo. Lelaki biasa, yang selalu mengagumimu sejak 15 bulan yang lalu. Kelebihanku hanyalah setia, dan kadang-kadang aku suka menuliskanmu dalam ceritaku. Mengingatmu dalam setiap langkah, meski kau tak mungkin menganggapku bukan siapa-siapa. Dan aku memang bukan siapa-siapa.
Malam ini aku hanya ingin mengirimkanmu pesan—bersama langkahmu yang kian menjauh dariku. Tapi, rindu takkan pernah hilang. Dengarkan baik-baik kata-kata ini, Farrah—sebagai teman perjalananmu:
“Aku cinta kamu, Farrah. Cintaku sedalam atlantik, segede kapal Titanic. Kalau kamu nggak percaya, lebih baik aku nekat bunuh diri di sungai Musi dan arwahku akan gentayangan ke rumahmu tiap malam minggu.”[1]  
Kau dengarkan? Kalau kamu belum dengar, bacalah buku yang ada dalam tasmu. Habiskanlah buku itu. Lalu, pahamilah posisiku yang memang-memang diam-diam menyimpan rasa untukmu. Dan hanya malam inilah aku akan mengatakannya.
***
Bersama malam yang semakin larut. Bersama lampu-lampu jalanan yang kian menghiasi wajah kota. Bersama langit kelam yang meruntuhkan hujan. Lihatlah di kanan kirimu, langit tampak gelap. Dan aku ingin menjadi bintang yang jatuh di rebahanmu—senantiasa memberi cahaya dalam gelapmu.
Lihatlah di jendela bus yang menggigil, akan selalu ada malaikat-malaikat yang beterbangan dengan sayap-sayap indahnya. Malaikat-malaikat itu selalu memerhatikanmu dan kian selalu menjaga perjalananmu.
Tahukah kamu tentang malaikat itu, Farrah? Mereka itu adalah pesuruhku, yang sepanjang perjalanan siap menjagamu. Lantas, apakah kamu masih berkata seperti ini?
“Kamu mungkin belum tahu, dalam hidup ini gue punya pendirian. Begini-begini, gue tetap seorang muslimah yang harus menjaga nama baik. Dan menurutku, pacaran bukanlah sebuah tindakan yang baik. Kalau gue nekat pacaran juga, itu berarti gue akan merusak citra muslimah sedunia! Berarti gue egois! Apalagi, masa depan hubungan yang namanya pacaran itu tak pernah jelas manfaat dan tujuannya. Gue minta lu ngerti.”[2]
Mengertilah, Farah!
Tiada yang berhak ini baik dan ini buruk, sepanjang kita belum mengetahui dan menjalaninya. Berhentilah meng-klaim bahwa pacaran itu buruk dan tidak pacaran adalah cirri dari orang baik. Kamu tahu kan, tentang orang-orang yang selalu meng-klaim itu? Apakah kamu tidak melihat kalau mereka itu selalu menganggap dirinya orang bersih dan seakan orang lain itu menurutnya adalah kotor? Tentu tidak begitu, Farah. Masih ada hal-hal yang harus kamu pelajari tentang pacaran. Pacaran itu dibolehkan dengan beberapa alasan yang jelas. Jika kamu ingin tahu, ke sinilah. Aku akan selalu menunggumu kembali. Dan setelah itu, aku akan memberitahumu, mengapa aku mengajakmu pacaran dengan cara yang tidak biasa?  



[1] Azzura Dayana; Rumah Fosil, hal. 14

[2] Azzura Dayana; Rumah Fosil, hal. 119

Bagikan

Jangan lewatkan

MALAIKAT DAN BINTANG JATUH
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.